my favorit :)

  • NI LUH AYU OKTAVIANI , 3IB02

Selasa, 27 Maret 2012

PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Salah satu keahlian yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin efektif adalah mengambil keputusan. Hal tersebut terkesan sederhana, tetapi sampai hari ini masih banyak pemimpin di bidang apa pun masih memiliki kendala dalam melakukannya. Kasus yang menimpa Mandala Airlines beberapa waktu lalu bisa kita jadikan pelajaran bersama kali ini.
Seperti kita ketahui, mulai Kamis 13 Januari 2011, PT Mandala Airlines berhenti beroperasi akibat masalah keuangan yang memicu masalah di internal perusahaan. Untuk itu, perusahaan penerbangan swasta ini mengembalikan lima unit pesawat Airbus yang disewa, dan separuh pilotnya dialihkan ke maskapai penerbangan Tiger yang masih merupakan anak usaha Indigo Partners, pemilik 49% saham Mandala.
Penghentian sementara ini sesuai dengan masa waktu pengajuan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI Herry Bakti, menjelaskan, Mandala mengalami gagal bayar (default) terkait pembayaran sewa lima unit pesawat Airbus A320 dan A319 yang mereka gunakan. Kegagalan ini mengakibatkan munculnya sengketa di internal Mandala. Namun, berbeda dengan Diono, Menteri Perhubungan Freddy Numberi, mengatakan bahwa secara prinsip Mandala takkan beroperasi kembali.
Mandala dikenal sebagai salah satu maskapai penerbangan lokal bertarif murah. Perusahaan swasta nasional yang melayani 17 rute penerbangan ini berdiri pada tahun 1969 dan telah melayani Indonesia dalam bidang jasa transportasi udara selama lebih dari 40 tahun. Pada tahun 2006, Mandala diakuisisi oleh Cardig International dan Indigo Partners.
Sungguh ironis memang, di kala industri penerbangan mengalami pertumbuhan yang mengesankan baik di dalam maupun di luar negeri, Mandala justru dililit permasalahan finansial yang kali ini berujung pada penghentian operasional maskapai. Konon, kegagalan tersebut disebabkan oleh proses pengambilan keputusan yang salah ketika di tahun 2007 Mandala memesan 30 pesawat Airbus A320 dan A319 baru senilai US$ 2,3 miliar kepada Indigo sebagai pihak pemilik pesawat, dan menghentikan penggunaan semua pesawat jenis Boeing.
Tujuannya untuk menjadikan maskapai penerbangan ini sebagai salah satu yang terbaik karena memiliki standar keselamatan penerbangan internasional. Mandala bahkan telah menjalani audit guna mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audits (IOSA) dari International Air Transport Association (IATA), serta menjalin kerja sama dengan Singapore Airlines Engineering Company untuk perawatan pesawat. Alih-alih menghasilkan pendapatan yang berlipat, penumpang justru semakin berkurang dan berimbas langsung pada tersendatnya arus kas masuk, yang mengakibatkan gagal bayar atas pesawat-pesawat yang sudah kadung dipesan.
Agar Anda juga tidak salah dalam mengambil keputusan-keputusan penting, melalui artikel kali ini saya akan membagikan sebuah metode sederhana yang disebut dengan “ADADA Model”. Kata ADADA diambil dari singkatan aims, data, alternatives, decision, dan action.
Aims atau objektif atau juga tujuan akhir, maksudnya, pada tahap pertama pembuatan keputusan justru harus dilihat tujuan akhir yang hendak dicapai. Pada tahap awal ini juga penting bagi Anda untuk mengkaji beberapa hal. Antara lain, alasan perlunya mengambil keputusan; seberapa penting dan genting kondisinya; pengalaman-pengalaman masa lalu yang mungkin adalah hal serupa yang pernah dihadapi dan bisa menjadi pembelajaran penting.
Data merupakan potongan-potongan informasi. Tahap kedua adalah mengumpulkan data sebanyak-banyaknya hingga menjadi informasi yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan. Data yang baik haruslah berupa fakta dan relevan dengan permasalahan yang sedang Anda hadapi. Sebagian besar orang hanya menyukai informasi yang bersifat positif, sehingga sering kali mereka cenderung terfokus pada data-data yang mendukung suasana hatinya saja. Dan hal ini cukup membahayakan karena kerap kali data yang penting menjadi terlewatkan hanya karena tidak disukai. Hal ini biasanya mengakibatkan dampak yang fatal di kemudian hari.
Alternatives merupakan pilihan-pilihan yang kita miliki. Tahap ketiga merupakan tahapan ketika Anda mulai melihat, mencari, atau menemukan alternatif setelah tahap pengumpulan informasi sudah selesai, atau cukup untuk melihat permasalahan secara utuh.
Decision atau keputusan, tahap keempat, pengambilan keputusan dilakukan setelah semua alternatif yang ada telah terkuak. Bagian ini merupakan tahap yang paling krusial. Anda tidak saja harus mempertimbangkan dampak-dampak jangka pendek yang mungkin terjadi, tetapi juga dampak jangka panjang yang mungkin dihasilkan dari keputusan Anda saat ini. Anda bisa juga menggunakan scoring pada setiap alternatif yang ada dengan poin-poin tertentu, sehingga akan jauh lebih objektif bagi Anda untuk melihat pilihan yang paling relevan dan dianggap bisa menjawab permasalahan yang ada.
Action atau tindakan, merupakan tahap kelima dalam proses ini. Tahap tindakan ini juga yang sering dilupakan oleh banyak pemimpin. Tugas mereka terkesan selesai ketika keputusan telah diambil. Akan tetapi, jika keputusan tidak mampu dilaksanakan, apakah bisa menyelesaikan permasalahan yang ada? Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk bukan saja follow-up (menindaklanjuti), tetapi juga follow through(mengawal hingga tuntas).
Anda harus segera menentukan langkah-langkah awal untuk merealisasikan keputusan tersebut. Entah keputusan dimaksudkan untuk dilaksanakan oleh Anda sendiri ataupun oleh orang lain—dalam hal ini mungkin saja anak buah Anda—tetap saja tanggung jawab untuk merealisasikan segala keputusan ada di pundak Anda. Sebagai pemimpin boleh saja mendelegasikan tugas ataupun pekerjaan ke bawahan, tetapi Anda tidak bisa mendelegasikan tanggung jawab tersebut.
Tahap terakhir ini juga berbicara bagaimana risiko di lapangan bisa diminimalisasi jika setelah keputusan dibuat terjadi penolakan ataupun ketidaksesuaian. Termasuk juga bagaimana pemimpin memonitor hal-hal efektif yang merupakan buah dari keputusannya tersebut.
Semoga setelah mengetahui kelima tahap pengambilan keputusan ini, semakin banyak keputusan efektif lagi efisien dapat Anda buat di masa yang akan datang. Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas, dimulai dengan implementasi yang berkualitas (QI). Semoga bermanfaat. 
TIPE-TIPE MASALAH DAN PEMECAHANNYA

Menemukan Masalah Dan Pemecahannya

Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi kebijakan. Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:

1. Masalah Sederhana (Simple Problem),
Ciri dari masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan mendalam.
Pemecahan masalah dilakukan secara individual. Teknik yang biasa digunakan, dilakukan atas dasar intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya

2. Masalah Rumit (Complex Problem),
Ciri dari masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya. Jenis dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur problems) dan masalah yang tidak terstruktur (unstructured problems).

a. Masalah yang Terstruktur,
Merupakan masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode, prosedur, atau program tetap.

b. Masalah yang tidak Terstruktur,
Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan keputusannya adalah, relatif lebih sulid dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan keputusan yang bersifat non-programmed decision-making.

Pendefinisian Masalah
Setelah mengenal jenis masalah tersebut, maka akan dilakukan pendefinisian masalah. Dimana di dalam masalah tersebut terdapat komponen-komponen diantaranya, tantangan, tujuan dan peluang. Berikut cara pendefinisian masalah yang baik:
  • Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi.
  • Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
  • Masalah harus dinyatakan secara eksplisit atau tegas, untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
  • Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
  • Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar.

Penyelesain Masalah
Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks diantara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju. Berikut beberapa teknik pemecahan masalah:

1. Curahan Pendapat (Brainstorming) dan Konsensus.
Suatu metode untuk menghasilkan ide gagasan yang banyak mengenai topik tertentu secara kreatif dan efisien. Penyampaian ide-ide dilakukakn melalui proses yang bebas dari penilaian dan kritik.
Prosesnya:
  • Topik atau masalah dirumuskan dan ditulis dengan jelas
  • Tiap anggota tim secara bergantian memberikan idenya. Tak ada penilaian atau kritik
  • Begitu ide disampaikan ditulis pada kertas flipchart atau papan tulis dengan huruf yang dapat dibaca.
  • Demikian proses penyampaian ide terus berlangsung sampai ide tersebut habis.
  • Jika diperlukan, lakukan klarifikasi, penyederhanaan dan kombinasi.
Keunggulan Brainstorming:
  • Adanya spektrum pengetahuan yang lebih luas.
  • Pencarian alternatif keputusan lebih luas & variatif.
  • Adanya kerangka pandangan / perspektif yang lbh lebar.
  • Resiko keputusan ditanggung kelompok.
  • Karena keputusan kelompok, setiap individu termotivasi untuk melaksanakan (shared value ) .
  • Dapat terwujudnya kreativitas & inovasi yang lbh luas, karena adanya berbagai pandangan.
Kelemahan Brainstorming
  • Memakan waktu dan biaya lebih.
  • Efisiensi pengambilan keputusan menurun.
  • Keputusan kelompok dapat merupakan kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
  • Bila ada anggota yang dominan, keputusan bukan mencerminkan keinginan kelompok.

Konsensus
Ide pokok dari konsensus adalah, kesepakatan tentang masalah dan cara pemecahan. Sangat efektif digunakan jika mereka yang terlibat memiliki pengetahuan yang relatif sama.

2. Penggunaan Kriteria dan Pembobotan.
Metode yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi & memilih alternatif keputusan terbaik. Digunakan kriteria dan bobot dengan angka-angka (skoring).
Manfaatnya, dapat mengurangi subyektivitas sehingga penilaian dapat menjadi lebih obyektif, serta dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti pemilihan alternatif proyek, pemilihan pegawai teladan dsb.

3. Teknik Moderasi (Moderation Technique).

Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah pengakhiran atau pemutusan dari suatu proses pemikiran untuk menjawab suatu pertanyaan, khususnya mengenai suatu masalah atau problema.
Pengambilan keputusan merupakan proses pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan dan penganalisaan data dan informasi, pengembangan dan pemilihan alternatif, serta pelaksanaan tindakan yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan yang belum memuaskan.
Keputusan lahir dari suatu proses yang rumit, diskusi intensif, berpikir bersama, dan brain storming mendalam dengan analisis yang tajam, multi dimensional atau interdisipliner . Pengambilan Keputusan

Tipe Keputusan
1. Keputusan terprogram (terstruktur)
  • Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis maupun tidak.
  • Bersifat rutin, berulang-ulang.
2. Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)
  • Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa
  • Kebijakan yang ada belum menjawab.
  • Mis. pengalokasian sumber daya.

Teknik Keputusan Terprogram
1. Tradisional
  • Kebiasaan.
  • Mengikuti prosedur baku.
  • Saluran informasi disusun dengan baik.
2. Modern
  • Menggunakan teknik “operation research”:

          Formula matematika. 
          Simulasi komputer.

  • Berdasarkan pengolahan data berbantu komputer.

Teknik Keputusan tidak Terprogram
1. Tradisional
o Kebijakan intuisi berdasarkan kreativitas.
o Coba-coba (trial n error ) .
o Seleksi dan latihan para pelaksana.
2. Modern
o Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada :
   - Latihan pembuatan keputusan.
   - Penyusunan program komputer empiris.

Ciri Keputusan yang Baik:
• Berkaitan langsung dengan sasaran dan tujuan.
• Rasional / logis dalam arti menuntut pendekatan ilmiah.
• Mudah & dapat dilaksanakan (feasible, executable ) .
• Dapat difahami dan diterima semua pihak ( acceptable ) .
• Menggabungkan pendekatan teori, kemampuan berpikir dan pengalaman.
• Tepat waktu dalam arti jangan mengambil keputusan kalau memang belum perlu.


GAYA DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Bagaimana anda mengambil keputusan ?
Sebagian besar dari kita membuat keputusan seara otomatis tanpa mentadari bahwa orang-orang memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam menambil keputusan, yang mereka bawa ke dalam posisi masing-masing dalam sebuah manajemen. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat menyelesaikan masalahnya , mengerahkan sumberdaya yang dimilikinya, dan mencapai tujuan-tujuannya.
Jenis-jenis keputusan dan masalahnya
Keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang ada. Dan pengambilan keputusan merupakan proses dalam mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan.Jenis-jenis keputusan ada 2, yaitu :
a) Keputusan Terprogram
Merupakan sebuah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang sering kali muncul sehingga ketentuan-ketentuan dalam mengambil keputusan dapat dibuat dan diterapkan.
b) Keputusan Tidak Terprogram
Merupakan keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang unit, sulit dikenali dan sangat tidak terstruktur, serta membawa konsekuensi penting bagi organisasi.
Menghadapi Kepastian dan Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah bahwa manajer mengetahui tujun mana yang ingin dicapainya, tetapi informasi tentang alternatif-alternatif dan peristiwa dimasa depan tidaklah lengkap. Keputusan terprogram dan tidak terprogram berbeda karena ketidakpastian :
· Kepastian merupakan semua informasi yang diperlukan telah tersedia
· Risiko merupakan keputusan memiliki tujuan yang jelas dan informasi tersedia, tapi hasil dimasa yang akan datang belum pasti.
· Ketidakpastian merupakan informasi tentang alternatif dan peristiwa di masa yang akan datang tidak lengkap.
· Ambigu dan Konflik merupakan tujuan atau masalah tidak jelas dan sulit untuk dipecahkan
· Manajer berusaha untuk memperoleh informasi tentang alternatif keputusan.
Model pengambilan keputusan
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik, model administrative atau model politik.
Model Klasik
Model klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk memberikan nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.
Model Administratif
Model Aministratif merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas. Model administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil keputusan. Model Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat berperan dalam pembentukannya yaitu :
· Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memilikki keterbatasan atau batas-batas dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
· Pemuasan berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model administrative. Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada factor-faktor di organisasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara para manajer.
2. Prosedur rasional tidak selalu digunakan
3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi dan keterbatasan sumber daya.
4. Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari solusi yang paling baik
Model Politik
Model poltik ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram ketika situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.model politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk menentukan tujuan dan alternatif
Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan
Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.
2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikansebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?
3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.
4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.
5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan
6. Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.
Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan di antara orang-orang yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah, mengembangkan alternatif-alternatif, dan membuat pilihan. Sebuah penelitian telah menemukan 4 (empat) gaya pengambilan keputusan. Gaya tersebut yaitu :
1. Gaya Direktif
Digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas. Seseorang yang memilih gaya ini biasanya bersifat efisien dan rasional dan memilih untuk mengandalkan peraturan atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.
2. Gaya Analisis
Senang mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan.
3. Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga senag memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi social daripada mereka yang menyukai gaya analisis.
4. Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai individu.
Mengapa Manajer Mengambil Keputusan yang Salah ?
Beberapa factor yang menyebabkan seorang manajer membuat keputusan yang salah diantaranya yaitu :
1. Terpengaruh oleh kesan pertama
Ketika sedang memikirkan atau mempertimbangkan sebuah keputusan, pikiran sering kali memberikan bobot yang tidak sesuai dengan informasi pertama yang diterimanya.
2. Membenarkan keputusan-keputusan yang lalu
Banyak manajer yang jatuh ke dalam jebakan dengan membuat pilihan yang membenarkan keputusan-keputusan yang lalu, bahkan jika keputusan tersebut tidak lagi sah.
3. Melihat apa yang akan dilihat
Sangatlah penting bagi manajer untuk jujur pada dirinya sendiri tentang motif yang dimilikinya serta penting juga bagi manajer untuk menguji semua bukti yang ada dengan cara menilai yang setara.
4. Mempertahankan status quo
Manajer mungkin mendasarkan keputusannya pada apa yang telah berhasil dimasa lalu dan gagal mengeksplorisasi pilihan-pilihan baru, menggali informasi tambahan atau menyelidiki teknologi baru.
5. Terpengaruh oleh kerangka masalah
Respons keputusan manajer dapat dipengaruhi oleh sekadar bagaimana masalah itu disampaikan oleh kata-kata.
6. Terlalu percaya diri
Sebagian besar orang memandang terlalu tinggi terhadap kemampuannya dalam memperkirakan hasil yang tidak pasti.
Pengambilan Keputusan Kelompok yang Inovatif
Manajer memang membuat beberapa keputusan sendirian, tetapi para pengambil keputusan sering kali berkelompok. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan keputusan kelompok yang inovatif yaitu :
a. Mulailah dengan curahan gagasan
Kunci untuk melakukan curahan gagasan yang efektif adalah bahwa setiap orang dapat mengembangkan ide milik rang lain, semua ide dapat diterima meskipun ide tersebut kedengaran gila. Tujuan dari curahan gagasan adalah untuk mengumpulkan ide sebanyak mungkin.
b. Terlibat dalam perdebatan yang sengit
Kunci yang penting dalam membuat keputusan yang lebih baik adalah dengan melakukan perdebatan yang sengit mengenai masalah yang ada. Perdebatan yang sengit dapat dipicu dengan beberapa cara. Salah satu caranya yaitu dengan meyakinkan diri bahwa suatu kelompok itu memiliki perbedaan usia dan jenis kelamin, bidang keahlian, tingkat hirearki dan pengalaman kerja.
c. Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan opini-opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok yang jatuh dalam gropthink, hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang berkualitas. Anggota kelompok lebih mementingkan menjaga persatuan daripada meragukan permasalahan dan alternative secara realistis.
d. Tahu kapan harus gagal
Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik akan berani mengambil risiko dan belajar dari kesalahan, tetapi manajer yang baik juga tidak ragu untuk menghentikan hal yang tidak akan berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar