my favorit :)

  • NI LUH AYU OKTAVIANI , 3IB02

Senin, 25 Juni 2012

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


SIM bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”.
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-departemen internal, seperti persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untu menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing

Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem informasi manajemen, antara lain :
  1. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)
  2. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995)
  3. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan pengendalian (Stoner, 1996)
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa SIM adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu organisasi.

TANGGUNG JAWAB DAN ETIKA MANAJEMEN


Tanggung jawab sosial dan etika manajemen.
·        Sebagai seorang manager perusahaan tidak hanya bertugas membuat keputusan maupun membuat strategi dan kebijakan perusahaan, akan tetapi dia juga harus bertanggung jawab atas semua pihak seperti halnya karyawan, pemasok, konsumen, pemegang Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajer saham, maupun sosialisasi dengan pihak eksternal. Tanggung jawab atas semua pihak sangat penting karena mereka lah yang akan mendorong untuk menghasilkan profit perusahaan.  Dan tingkatan profit dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu penyebab naik turunnya kewibawaan perusahaan maupun manajernya. Seorang manajer harus mampu memilih karyawan yang berpotensi dalam bidangnya, selain itu dia harus mampu membuat kepuasan konsumen juga.
      Bahwasannya sebuah tanggung jawab akan muncul apabila seseorang mempunyai etika, sehingga etika sangat berhubungan erat dengan tanggung jawab. Bagitu juga bagi seorang manajer. Etika yang baik sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya, karena sebuah nilai baik maupun buruk mempunyai pengaruh besar bagi manajemen. Di antara pengaruh tersebut adalah menjadi salah satu tonggak manajer dalam membuat keputusan maupun bekerja, mambentuk perilaku karyawan dan komunitas yang diharapkan, mempengaruhi usaha marketting, serta dapat membangun kekuatan atau motivasi. Dari buku manajemen karangan Robbin dan Mary Coulter dijelaskan bahwa ada beberapa cara untuk menciptakan perilaku yang etis di antaranya adalah membandingkan individu dengan standar etik tertinggi, dengan melihat contoh, pelatihan etika, serta membuat mekanisme perlindungan formal. Sedangkan dilihat dari wawasan lain, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut untuk menciptakan etika bisnis yang baik: 
1.  Pengendalian Diri
2.  Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
3.  Mempertahankan Jati Diri
4.  Menciptakan Persaingan yang Sehat
5.  Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"
6.  Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
7.  Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
8.  Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
9.  Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
10.  Memelihara Kesepakatan
         
·        Tanggung jawab perusahaan adalah tindakandan kebijakan perusahaan dalam berinteraksi yang didasarkan pada etika. secara umum etika dipahami sebagai aturan tentang prinsip dan nilai moral yang mengarahkan perilaku sesorang atau kelompok masyarakat mengenai baik atau buruk dalam pengambilan keputusan. Menurut Jones, etika berkaitan dengan nilai-nilai internal yang merupakan bagia dari budaya perusahaan dan membentuk keputusan yang berhubungan dengan tanggung jawab social.
Terdapat 3 pendekatan dalam pembentukan tanggung jawab social:
1. pendekatan moral yaitu tindakan yang didasrkanpada prinsip kesatuan
2. pendekatan kepentingan bersama yaitu bahwa kebijakanmoral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran dan kebebasan yang bertanggung jawab
3. kebijakan bermanfaat adalh tanggup jawab social yang didasarkan pada nilai apa yang dilakukan perusahaan menghasilakn manfaat besar bagi pihak berkepentuingan secara adil.

Sukses tidaknya program tanggung jawab perusahaan sangat bergantung pada kesepakatan pihak-pihak berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingna yang terllibat dalam proses produksi tindakannya disatu sisi dapat mendukung kinerja perusahaan tapi dissis lain dapat menjadi penggangu karena setip pihak mempunyai criteria tanggung jawab yang berbeda ytang disebabkan kepentingan yang berbeda pula.
Mengelola reaksi terhadap tunrtutan social
Dalam kaitan ini, para ilmuan administrasi, menejemen dan organisasi telah mengembangkan sebuah medel respon yang dapat dipilih perusahaan ketika mereka menghadapi sebuah masalah social.model – model tersebut adalah : obstruktif, defensive,akomodatif, dan proaktif.

Model obstruktif adlah respon terhadap tuntutan masyarakat dimana organisasi menolak tanggung jawab, menolak keabsahan dari bukti – bukti pelanggaran, dan munculkan upaya untuk merintanggi penyelidikan.
Model defensif adalah bentuk respon teerhadap tuntutan masyarakat dimana perusahaan mengakui kesalahan yang berkaitan dengan ketelanjuran atau kelalaian tetapi tidak bertindak obstrutif.
Model akomodatif adalah bentuk respon terhadap masyarakat dimana perusahaan melaksanakan atau memberi tanggung jawab social atau tindakannya selaras denga kepentingan public
Model Proaktif adaloah respon terhadap respon terhadap permintaan social diama organisasi berbeda, melalui uoaya mempelajari tnaggung jawabnya kepada masyararakat dan mealkukan tindakan yang diperlukan tanpa tekana dari mereka.
 
Sedangkan respondefensif perusahaan cenderung pada aturan yang berlaku, sedangkan respon proaktif menggunakan konsep diskresioner sebagai bahan pertimbangan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Budaya, social, tanggung jawab dan citra. Budaya organisasi adalah seperangkatasumsi yamg dibangu dan dianut bersama sebagai moral organisasi beradaptasi denag proses integrasi internal. Budaya organisasi merupakan bauran dari elemen-elemen filosofi, nilai-nilai, norma, keyakian ,ide dan mitos yang terintgrasi untuk menentukan cara kerja dan perilaku organisasional.
Tanggung jawab social dapat dilakukan rutin dan nonruti. Kegiatan rutinberbentuk partisipasi pada kegiatan masyarakat secara khusus terprogram dan dilaksanakan terus menerus, sedangka kegiatan nonrutin dilaksanakan pada kondisi terentu yang memungkinkan perusahaan mempunyai kemampuan dan kapasitas untuk berpartisipasi.
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan standard perilaku nilai-nilai moral yang mengendalikan kebijakan bisnis. Bisnis adalah fenomena social yang secarauniversal harus berpijak pada tata nilai yang berkembangdi masyarakat yang mencakup:
1. peraturan peraturan yang dikembangkan oleh pemerintah atau asosiai yang berkaitan dengan jenis kegiatan bisnis atau niali yang dibangun oleh perusahaan
2. kaidah-kaidah sosio cultural yang berkembang dimasyarakat
dalam masalah kebijakan etis, organisasi akan mengalami pilihan sulit. Untuk kepentingan tsb banyak organisasi memafaatkan pendekatan normative yaitu pendekatan yanmg didasarkan pada norma dan nilai yang berkembang dimasayarakat untuk mengarahkan pengambilankeputusan. Terdapat 5 pendekatan yang relvan bagi orgaisasi.
1. Pendekatan individualisme
2. pendekatan moral
3. pendekatan manfaat
4. pendekatan keadilan
5. pendekatan sosio cultural
Dalam kegiatan pemasaran etika memicu munculnya konsep pemasaran berwawasan social. Membangun etika bisnis tindakan etis mencerminkan perilaku perusahaan dan membangu citra terdapat 3 dasar dalammembangun bisni yaitu: kesadara dan pertimbangan etis, pemikiran etis dan tindakan etis.

DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI


Dinamika Konflik Dalam Organisasi

          Konflik biasanya timbul sebagai hasil adanya masalah-masalah hubungan pribadi (ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai pribadi karyawan dengan perilaku yang harus diperankan pada jabatannya, atau perbedaan persepsi) dan struktur organisasi (perebutan sumber daya-sumber daya yang terbatas, pertarungan antar departemen dan sebagainya. Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi.

Konflik Organisasi 
           Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).

Sumber-Sumber Konflik Organisasional
Berbagai sumber utama konflik organisasional dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan untuk membagi sumber daya yang terbatas
2. Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
3. Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja
4. Perbedaan nilai-nilai atau persaepsi
5. kemenduaan organisasional
6. Gaya-gaya individual 

Konflik Struktural
Dalam organisasi klasik ada empat bidang structural dimana konflik sering terjadi:
1. Konflik Hirarkis, yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi.
2. Konflik Fungsional, yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
3. Konflik Lini - Staf, yaitu konflik antar lini dan staf.
4. Konflik Formal - Informal, yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.

Menyelesaikan Konflik
Pimpinan dapat melakukan tindakan alternatif seperti dikemukakan dibawah ini:
1. Menggunakan kekuasaan 
2. Konfrontasi
3. Kompromi
4. Menghaluskan situasi
5. Pengunduran diri 

Sabtu, 09 Juni 2012

Teknologi, memajukan atau memundurkan bangsa ?


Di jaman yang sudah canggih seperti saat ini, memang keberadaan ponsel bukan lagi menjadi hal yang mewah.
Tidak seperti dulu, dimana ponsel merupakan barang yang sangat mahal dan hanya dimiliki oleh beberapa orang saja.
Namun adakah yang kita sadari dari dampak meluasnya ponsel ini ? . mungkin dari kita sudah ada yang menyadari ini.
Kita yang seharusnya menjadi mahluk sosial jusru lebih sibuk dengan teman kita yang berada di dunia maya, bukan teman kita yang ada didunia nyata.
Sadarkah kita saat ini kita sudah semakin tergerus oleh kemajuan teknologi.
Anak-anak yang pada jaman dulu setiap harinya sibuk bermain diluar rumah, berlari kesana-kemari sekarang menjadi sibuk di warnet atau didalam rumah memainkan playstation atau game online.
Sampai ada pula yang bolos dari sekolahnya !
Apa yang akan terjadi pada bumi pertiwi kita nantinya bila terus seperti ini ?
Di jaman dahulu saat saling berpapasan dengan orang lain di jalan,kita selalu memberikan senyum..
Namun kini, hanya sibuk menatap layar ponsel dan memasang wajah yang ketus.
Dimana keramah tamahan kita yang dulu ?
Apakah sudah hilang ditelan oleh jaman ?
Sungguh, saya sangat merindukan masyarakat Indonesia yang dulu,
Dimana keramah-tamahan membuat kita nyaman bertemu dengan orang lain. Dimana ponsel,TV dan internet belom merajalela seperti saat ini.
Bukan meolak perkembangan jaman, hanya saja semua harus sesuai dengan tempatnya.
Mari kita gunakan teknologi dengan sebaik-baiknya, tanpa harus menghilangkan keramah-tamahan dan mengabaikan keramah-tamahan serta peran kita sebagai makhluk sosial yang pandai bersosialisasi